Selasa, 08 April 2014

Sejarah Prewed


Mengungkapkan kasih sayang kepada pasangan dengan cokelat atau bunga? Sudah biasa. Ada hal yang tidak biasa yang terpikirkan oleh saya dan pasangan.
Kecintaan kami terhadap travelling membuat kami berdua ingin mengabadikan keindahan ragam pesona Indonesia dalam foto pre wedding.

Foto Pre- wedding kini menjadi sebuah tradisi bagi pasangan yang akan menikah.
Lalu dari mana sebenarnya tradisi ini berasal ?? 

Saat ini mungkin belum ada pustaka khusus yang membahas sejarah munculnya ” pre wedding photography” , informasi yang kita dapatkan dari mbah google pun masih terbilang cukup minim. KANAYA PICTURE mencoba merangkum pemikiran seorang fotografer Bapak Leonardo Kaharap melalui akunnya di fotografer.net . Enjoy reading!!

Awal Mula Foto Prewedding mungkin paling tepat diawali saat industri fotografi berkembang pesat di wilayah Cina Daratan pasca terbukanya sistem Ekonomi Cina di tahun 90an, dari yang sangat Komunis bergeser menjadi sedikit lebih Kapitalis.

Saat itu wilayah Cina kebanjiran produk Elektronik dari Jepang, Korea & Taiwan. Para investor pun berbondong bondong untuk membuat pabrik Elektronik di Cina, karena Production Cost yang cukup murah (terutama birokrasi & ijin usaha) 

Saat bersamaan, di wilayah asia timur sedang gencar dengan sinetron asia berbau percintaan seperti meteor garden dsb. sebagai perangkat iklan dari Sinetron tersebut digunakan media promosi seperti poster dengan menampilkan berbagai pose mesra pasangan . Hasil foto saat itu masih menggunakan pengolahan sederhana, property seadanya dengan olahan warna terang khas Asia. begitulah sejarah konsep foto Prewedding/ Engagement Photo.

Tidak ada info siapa pencetus pertama kali konsep prewedding photography ini. Namun diyakini ide pemotretan Pre wedding pada mulanya digunakan oleh kalangan hi class  ( royal wedding bangsa eropa) dengan maksud membuat sebuah acara pernikahan seperti sebuah acara Premiere Film , Foyer bertaburan foto, Mezzanine yang meriah, dan sebagainya.

Konsep pre wedding photography berkembang sangat pesat di cina, pre-wedding photography menjadi bisnis yang menjamur merambah kalangan menengah ke bawah. bahkan dikatakan Industri Fotografi di cina sudah seperti Produksi “Ban Berjalan”.

Dalam 1 studio terdapat 5 set dekorasi dimana para calon pengantin mengantri untuk di foto bergantian. Dari sana prospek bisnis baru bernama Fotografi Prewedding, mulai berkembang di Taiwan, Hongkong, Jepang, hingga akhirnya menyentuh Indonesia.

Lalu, bagaimana dengan wilayah Kaukasia (Eropa & Amrik), apakah mereka mengenal genre Foto ini ?
Secara teoritis ya. Kita bisa liat dari berbagai majalah, buku fotografi bahkan mereka mengenal istilah pre wedding photography sebagai Engagement Photo.Namun jika diperhatikan dengan teliti, sangat terlihat perbedaan budaya yang signifikan dari foto- foto mereka.
Orang “Barat” bisa dibilang tidak pernah menyewa Fotografer khusus untuk Foto Prewedding, karena biayanya yang sangat mahal. Karena bagi orang “Barat”, foto adalah karya seni dan karya seni yang baik tidak pernah murah.

Foto bagus dengan harga murah, sama seperti mengharapkan Mercedez A-Klasse seharga Avanza.Jangankan hasil editing Hi-Res, files RAW atau JPEG mentah kadang disimpan oleh Fotografer. Perlu izin tersendiri jika ingin mencetak atau membuat album. pencetakan pun harus di tempat yang ditunjuk oleh fotografer.  Begitulah kira kira sejarah Prewedding menurut pengamatan Leonardo Kaharap.

Diambil dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar